zwani.com myspace graphic comments

Jumat, 29 Mei 2020

BAROKAH MADRASAH

S
etelah enam tahun belajar di madrasah, Madrasah Tsanawiyah Darissalam Sumenep dan Madrasah Aliyah Darul Ulum 1 Pamekasan, saya mengenal lebih dekat lembaga madrasah di Yayasan Nurul Yaqin Paiton Probolinggo dengan status sebagai guru tugas dari Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura. Selama menjalani tugas sebagai guru tugas, di Yayasan Nurul Yaqin saya mengajar dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Madrasah Aliyah (MA) dengan berbagai mata pelajaran menggantikan guru yang berhalangan mengajar. Selain mengajar, saya juga membantu pekerjaan adimistrasi di bagian Tata Usaha MTs Nurul Yaqin sebagai staff TU. Selesai melaksanakan tugas sebagai Guru Tugas pada tahun 2008, saya melanjutkan studi strata satu (S-1) di Institut Agama Islam Nurul Jadid (Sekarang UNUJA). Di samping aktivitas saya sebagai mahasiswa, saya tetap mengabdi di Yayasan Nurul Yaqin sebagai staff administrasi di MTs Nurul Yaqin serta pengampu bidang studi Al-qur’an Hadits di MI dan MA Nurul Yaqin. Pada tahun 2009 saya dipercaya sebagai Kabag TU di MTs Nurul Yaqin setelah sebelumya menjabat sebagai staff selama tiga tahun. Pada tahun 2015, setelah menyelesaikan pendidikan strata dua (S2) saya diangkat sebagai kepala MI Nurul Yaqin, di usia yang relatif muda (26 Tahun) sudah mengemban amanah yang cukup berat. Keadaan ini membuat saya sadar dengan tanggung jawab dan kapasitas diri yang belum mumpuni. Sehingga, sejak menjabat sebagai kepala pada tanggal 21 Januari 2015 saya mulai belajar dari para pendahulu saya, teman-teman kepala MI Kec. Paiton, serta bapak Pengawas Madrasah. Selain itu, saya juga mulai membangun komunikasi dan kerjasama dengan beberapa pihak, antara lain Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) Malang dan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Surabaya guna peningkatan kompetensi diri dan pengembangan lembaga melalui program Akademi Kepala Sekolah (AKS) selama 2 Tahun, yakni 2016-2017 dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Selain program AKS, kami juga berkesempatan mendapatkan fasilitas pelatihan “Guruku Hebat” untuk guru-guru dan pegawai di Yayasan Nurul Yaqin dari YDSF Malang. Pada tahun 2018 MI Nurul Yaqin kembali menjalin kerjama dengan KPI Surabaya dengat mengikutsertakan dua guru pada kegiatan Diklat Guru Sekolah Dasar (DGSD) selama satu tahun. Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama KPI Surabaya dengan Kemenag Kab. Probolinggo. Pada tahun 2018 MI Nurul Yaqin juga menjalin kerjasama dengan program Inovasi Australia setelah MI Nurul Yaqin terpilih menjadi salah satu Madrasah mitra. Selain itu, saya sebagai kepala Madrasah juga terpilih sebagai Fasilitator Daerah (FASDA) untuk menfasilitasi lembaga-lembaga Mitra di Kecamatan Paiton dalam pengembangan Inovasi pembelajaran. Selama menjadi FASDA, banyak kegiatan dan pelatihan yang pernah kami ikuti, yaitu; Pelatihan Enumerator di Hotel Harris Surabaya, Workshop Pembelajaraan Inovasi di Harris Hotel Surabaya, Lokakarya Kepemimpinan Kepala Sekolah Mitra Inovasi di Harris Hotel Malang, serta menghadiri acara Forum Temu Inovasi mewakili kepala MI Swasta Provinsi Jawa Timur di Kemendikbud Jakarta. Perjalanan panjang pengabdian saya di Yayasan Nurul Yaqin, mulai dari guru tugas, staff administrasi, kabag TU, tenaga pengajar, serta kepala Madrasah merupakan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berarti dalam kehidupan saya, sebab banyak berkah yang saya dapatkan, antara lain yaitu: 1. Kuliah Setelah menyelesai program pengabdian pesantren dengan manjadi guru tugas di Yayasan Nurul Yaqin, saya mulai bingung hendak kuliah di mana, sebab kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk membiayai perkuliahan saya. Namun, bersyukur sekali ketika mendapat tawaran dari keluarga besar Yayasan Nurul Yaqin untuk kembali mengabdi di sambil kuliah. Akhirnya, setelah mendapat persetujuan dari orang tua, saya putuskan untuk kembali mengabdi di Yayasan Nurul Yaqin sambil kuliah di Universitas Nurul Jadid. Alhamdulillah ini semua berkah mengabdi di yayasan Nurul Yaqin, sehingga saya mampu menyelesaikan pendidikan tinggi saya bukan hanya di jenjang strata satu (S1), teapi juga di strata dua (S2) dengan biaya mandiri yang sisihkan sedikit demi sedikit dari gaji saya mengabdi di Yayasan Nurul Yaqin. Capaian yang luar biasa, capaian maksimal bagi saya ketika mampu menyelesaikan kuliah S-2 dengan biaya mandiri tanpa bantuan dari orang tua. Sehingga, dengan demikian saya bisa membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk melanjutkan studi. Selama ada keinginan yang kuat serta ikhtiar yang maksimal, insyaaAlah Allah akan senantiasa memudahkannya. 2. Mengenal Orang-orang Shalih Lembaga pendidikan di bwah naungan Yayasan Nurul Yaqin merupakan lembaga keislaman (Madrasah) dengan penekanan pada pemahaman dan pengamalan kegiatan melalui program pembiasaan dan pembinaan ubudiyah harian, seperti shalat dhuha, membaca al-quran, serta shalat dhuhur berjamah. Hal ini menuntut setiap pendidik menjadi teladan dalam merealisasikan kegiatan tersebut. Selaian itu, yayasan Nurul Yaqin menjadi tempat berkumpulnya orang-orang shalih dengan berbagai latar belakang pendidikan, yakni alumni Pondok Pesantren dan alumni beberapa Perguruan Tinggi yang berkualitas. Sehingga, selama mengenal dan berinteraksi dengan mereka juga menjadi sebab pembentukan keperibadian dan pola pikir saya. 3. Figur Masyarakat Selama mengajar di Yayasan Nurul Yaqin, terlebih setelah menjabat sebagai kepala MI Nurul Yaqin, wali murid dan masyarakat mengenal dan memanggil saya sebagai ustadz. Oleh karena itu, di dalam berbagai kegiatan keagaan di masyarakat, seperti tasyakuran, sarwa, tahlilan saya banyak terlibat, bukan hanya menjadi jamaah, tetapi beberapa kali memimpin kegiatan tersebut. Selain itu, di beberapa kegiatan masyarakat lain saya juga sering berpartisipasi, seperti menjadi MC pada acara walimatul ursy, memberikan tausiyah pada acra peringatan maulid nabi di masyarakat, memberikan sambutan perwakilan keluarga pada acara lamaran pertunangan ataupun pernikahan. 4. Ekonomi Cukup Yayasan Nurul Yaqin mengelola lembaga swasta dengan pendapatan bergantung sepenuhnya kepada subsidi pemerintah berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS). dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak, tentu hal ini sangat mempengaruhi peroleh dana BOS yang memang diberikan berdasarkan jumlah siswanya. Sehingga, dengan pendapatan yang sedikit, maka sangat berpengaruh terhadap besaran gaji gurunya. Selama mengabdi di Nurul Yaqin, saya pernah menerima gaji mulai dari Rp 65.000 hingga Rp 600.000 setiap bulan. Jumlah pendapatan saya dari yayasan Nurul Yaqin tentu sangat tidak berimbang dengan kebutuhan dan biaya hidup selama satu bulan, mengingat saya harus menafkahi istri dan kedua anak saya. Namun, atas kuasa Allah kondisi ekonomi kami selalu cukup. Allah senantiasa memberi kami riski lain dari berbagai sumber yang sering tidak kami duga sebelumnya. 5. Membangun Jaringan Sebuah kebanggaan tersendiri bagi ketika mampu berkhidmat dan berkontribuasi buat ummat, meskipun dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. 12 Tahun mengabdi di Nurul Yaqin dengan berbagai tahap jenjang karir menjadi salah perantara saya bisa mengenal orang-orang yang hebat dari berbagai sektor, Seperti; Kemenag Kab. Probolinggo, Dinas Pendidikan Kab. Probolinggo, Metode Cepat Baca Al-Qur’an (Attanzil) Probolinggo, YDSF Malang, YDSF Surabaya, KPI Surabaya, Tim Inovasi Jawa Timur, Kepala Sekolah / Madrasah di Provinsi Jawa Timur. Secara pribadi saya sangat bersyukur dan beruntung bisa mengenal dan membangun jaringan dengan pihak-pihak di atas. Dengan demikian, akses informasi, komunikasi serta silaturrahim saya tetap bisa terus berlanjut meskipun saya tidak lagi mengabdi di Yayasan Nurul Yaqin. 6. Menjadi PNS Belum pernah terlintas sebelumnya dalam pikiran bahwa saya bakalan menjadi PNS. Selain karena memang di keluarga saya belum pernah ada yang menjadi PNS, saya memang belum pernah mencoba untuk mengikuti seleksi sebelumnya. Namun, atas saran dari beberapa teman dan persetujuan keluarga, di akhir masa jabatan saya sebagai kepala MI Nurul Yaqin saya bertekad untuk mengikuti seleksi CPNS 2018 dengan formasi Dosen Pendidikan Agama Islam Asisten Ahli di Institut Agama Islam Negeri Ternate Maluku Utara. Antara yakin dan tidak dengan peluang kelulusannya. Mengingat, latar belakang saya yang murni dari guru pada madrasah, bukan dosen. Selain itu, jumlah pelamar yang cukup banyak, yakni tujuh orang pelamar, sedangkan formasi yang akan diterima hanyalah satu orang. Dengan berbekal tekad, dua kali saya terbang ke Ternate guna mengikuti selesksi CPNS dengan biaya perjalanan yang cukup mahal karena harus menempuh perjalanan darat dan udara. Alhamdulillah, nama saya tercantum dalam pengumuman resmi nama-nama yang dinyatakan lulus seleksi CPNS pada Kementerian Agama RI yang dirilis oleh Panitia Seleksi Nasional Pengadaan CPNS 2018 Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada bulan Januri 2019. Terhitung mulai tanggal 01 Maret 2019 saya menjadi CPNS Kemenerian Agama RI pada Satuan Kerja Institut Agama Islam Negeri Ternate Maluku Utara dengan jabatan Dosen Pendidikan Agama Islam Asisten Ahli. Dan Terhitung mulai tanggal 01 Maret 2020 saya resmi menjadi PNS berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 012/In.16/Kp.00.3/02/2020 dengan NIP: 198806092019031004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar